Tuesday, March 28, 2023

Konsep Pembelajaran dan Asesmen Paradigma Baru

     Pembelajaran paradigma baru adalah pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yang mana setiap peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.

Pembelajaran ini dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas (intrakurikuler) dan di luar kelas (kokurikuler dan ekstrakurikuler). Berikut penjelasannya:

  • Pembelajaran intrakurikuler dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
  • Pembelajaran kokurikuler mempunyai prinsip pembelajaran interdisipliner yang memiliki orientasi ke pengembangan karakter dan kompetensi umum.
  • Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai minat peserta didik dan sumber daya pendidik.

Konsep pembelajaran efektif adalah yang berpusat pada murid. Paradigma baru yang muncul terkait dengan proses pembelajaran tidak lagi menggambarkan pertemuan tatap muka dalam kelas tetapi memegang prinsip pembelajaran paradigma baru.  Dalam modul pembelajaran paradigma baru menyatakan setidaknya terdapat 5 prinsip pembelajaran paradigma baru sebagai berikut:

1.     Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

2.     Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

3.     Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.

4.     Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orangtua dan masyarakat sebagai mitra.

5.     Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Jadi, pembelajaran dan asesmen paradigma baru merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan siklus pembelajaran yang berkesinambungan. Pembelajaran dan asesmen paradigma baru berorientasi pada penguatan kompetensi dan penguatan karakter peserta didik yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila atau biasa disebut dengan Profil Pelajar Pancasila (PPP).

Pada profil pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter esensial yang dapat dipelajari lintas disiplin ilmu mencakup 6 dimensi, antara lain:

1.     Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia

2.     Berkebinekaan global

3.     Bergotong royong

4.     Mandiri

5.     Bernalar kritis

6.     Kreatif

Setiap dimensi tersebut memuat beberapa elemen dan sub elemen yang diselaraskan dengan tahap perkembangan peserta didik serta digunakan sebagai acuan untuk pembelajaran dan asesmen.

Pembelajaran dan asesmen paradigma baru mencakup pemetaan standar kompetensi, merdeka belajar, dan asesmen kompetensi minimal sehingga memberikan kebebasan kepada pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Pendidik harus mengetahui esensi dan tujuan pemberian asesmen kepada peserta didik, sehingga asesmen yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Asesmen dilakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran. Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

No comments:

Post a Comment